Haii,
readers J. Jumpa lagi ma gue, nana si gadis cilik ^^. Oke, guys ini
adalah postingan kedua gue. Cukup gue aja yang
ketawa, situ mah DILARANG keras! hahaha (evil
laugh). Postingan gue kali ini ngomongin soal “asma”. Gue mosting soal asma
karena gue salah satu penderita penyakit ini. Nah, gue dulu, dulu……banget deh
pokoknya, waktu masih TK emang sempet menderita penyakit ini. Pikir gue sih uda
sembuh yaa, eh taunya baru aja di awal bulan tahun 2013 kemarin, penyakit gue
kambuh lagi, guys. Oh, bener-bener deh.
Tau
gak sih guys apa itu asma? Pasti uda gak asing lagi dong di telinga kalian?
Iyalah, semua orang juga pasti tau. Gue jamin deh. Yups, that’s right.
Asma merupakan sebuah penyakit tidak menular yang ditandai dengan
penyempitan saluran napas dan merupakan penyakit herediter alias
turunan. Diperkirakan penyakit ini telah menyerang sekitar lima persen penduduk
Indonesia dari segala usia dan didominasi oleh anak-anak dengan peningkatan
tajam beberapa tahun terakhir ini. Guys, asma itu bersifat permanen loh. So, jangan
meremehkan penyakit ini karena penyakit ini telah menjadi permasalahan global.
Dikatakan permanen karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan, melainkan
gejala-gejalanya saja yang dapat dihilangkan (Sinclair, 1987). Guys,
Universitas Michigan pada tahun 2006 pernah melaporkan banyak penderita asma
yang menderita kesulitan bernapas di malam hari. Dilaporkan sebanyak 90% pasien
asma mengalami gangguan tersebut. Artinya, sebanyak 9 dari 10 pasien asma
mengalami gangguan ketika tidur. Banyak kematian yang diasebabkan serangan asma
pada malam hari. Dari survai di Inggris didapati prevalensi asma nokturnal
berkisar antara 61% dan 74%, dilaporkan pula 74% penderita yang terbangun satu
kali dalam seminggu, 64% penderita terbangun sekurang-kurangnya tiga kali dalam
seminggu, dan 26 % terbangun setiap malam. Gejala asma seperti wheezing dan
batuk sering kali mengganggu tidur terurtama pada pukul 04.00 dan biasa disebut
dengan morning dip. Selama ini sering dikatakan bahwa gangguan
pernapasan di malam hari adalah hal yang berbeda, dan tidak ada kaitannya satu
sama lain dengan penyakit asma yang diderita. Namun, sekarang telah disadari
bahwa ada kaitan satu sama lalin antara gangguan pernapasan saat tidur di malam
hari dengan penyakit asma yang mereka derita (William, 2006).
Nih, ternyata
ada kolerasi antara perubahan waktu dengan perkembangan penyakit asma. Waktu
malam hari merupakan waktu paling dominan kambuhnya asma. Asma akan mempengaruhi kualitas tidur seseorang dan
kualitas tidur tersebut akan berdampak buruh pada asmanya (Rees, 1997). Pada
penderita asma atau alergi, istirahat dan tidur yang cukup akan menjadikan
tubuh mampu melawan gejala penyakit dan membantu mencegah infeksi yang akan
memperburuk asma. Gangguan asma pada malam hari mengindikasikan kurangnya
kontrol terhadap penyakit dan menyebabkan gangguan tidur (Fitzpatrick,1991;
Sadeh,1998). Kegagalan untuk mengatasi gangguan tidur menyebabkan gangguan pada
kontrol penyakit dan memiliki dampak negatif terhadap kualitas hidup pasien
asma (Vir, 1997; Goldney, 2003). Gejala
asma bisa memburuk selama malam hari atau dini hari. Banyak orang yang
terbangun di tengah malam karena nafasnya berbunyi, batuk, terengah-engah, rasa
tercekik, dan sesak di dada.
Penyebab – penyebab yang diyakini memberikan
kontribusi dalam mencetuskan asma pada malam hari antara lain, ritme
sirkardian, pengaktifan sekresi sel mast oleh alergen, pengaruh
tidur, perubahan sekresi saluran nafas, posisi berbaring, GERD (Gastroesophageal
Reflux Disorder), dan perubahan suhu.
Pertama adalah ritme sirkaridian. Pada abad 19, Salter
merupakan orang pertama yang memahami bahwa ritme sirkardian berperan dalam
kambuhnya asma di malam hari. Fungsi tubuh tertentu berkurang dan memuncak pada
variasi waktu setelah melewati periode 24 jam. Siklus circadian atau biasa
disebut variasi diurnal tergantung siklus tidur dan bangun seseorang. Oleh
karena itu, seseorang yang bekerja pada malam hari dan tidur selama siang hari
lebih mungkin mendapat serangan asma selama siang hari.
Akhir – akhir ini juga telah diketahui bahwa
hormone melatonin mungkin memainkan peran penting dalam
mencetuskan serangan asma pada malam hari. Melatonin adalah
hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal yang membantu mengatur ritme
sirkardian seperti makan dan tidur. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan
bahwa melatonin juga meningkatkan jalur alergi peradangan,
sehingga membuat serangan asma lebih mungkin terjadi.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara perubahan kadar katekolamin bersamaan dengan penurunan PEFR pada malam
hari dan penurunan yang terendah didapati pada pukul 04.00. Selain itu ada pula
hubungan terbalik antara keadaan histamin dengan PEFR yaitu bahwa keadaan
histamin naik pada pkl 4.00 bersamaan dengan penurunan PEFR.
Selain itu epinefrin yang merupakan suatu beta
adrenergic agonist yang kuat juga dapat mencegah
pelepasan histamin dan mediator-mediator lain dari sel mast dan
selanjutnya dapat mengurangi bronkokonstriksi. Jadi, perubahan siklus
sirkardian epinefrin dalam darah membangkitkan asma malam hari dengan mengurangi
bronkodilatasi dan membantu pelepasan mediator bronkhogenik dari sel mast. Pengurangan
epinefrin pada malam hari mengakibatkan meningkatnya kadar asetilkolin yang
mengakibatkan bertambahnya respon pada penderita asma yang hiperresponif
terhadap neurotransmiter ini. Ada juga bukti bahwa kolinergik juga meningkat
pada malam hari dan menyebabkan asma muncul malam hari. Peningkatan kolinergik
itu diduga merupakan efek lanjut dari penurunan kadar adrenalin yang
menyebabkan berkurangnya inhibisi adrenergik.
Kedua adalah
pengaktifan sekresi sel mast oleh alergen. Pengaktifan sel mast bukan
hanya menimbulkan reaksi asma awal dengan penyumbatan bronkus tetapi pada
beberapa penderita dapat memperberat serangan asma 6 jam kemudian yang dikenal
sebagai reaksi asma lambat. Reaksi asma lambat ini merupakan karakteristik asma
kronis. Karakteristik asma tersebut memiliki reaksi tertunda terhadap alergen
dan pemicu iritasi. Kebanyakan gejala ini berkembang dalam waktu empat sampai
delapan jam setelah terpapar. Karena risiko paparan ini lebih tinggi pada siang
hari, reaksinya lebih mungkin terjadi pada malam hari. Sehingga reaksi yang
tertunda dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan munculnya asma pada
malam hari. Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa alergen memegang perangan
dalam patogenesis asma yang muncul malam hari(Chen, 1982).
Ketiga adalah pengaruh
tidur, guys. Pengaruh tidur dalam patogenesis asma yang muncul pada malam hari
telah menarik perhatian para peneliti dan hasilnya masih dipertentangkan. Lopes
berkesimpulan bahwa pada orang normal, sewaktu tidur terjadi kenaikan
resistensi bronkus 230% dibandingkan pada waktu bangun(Lopes, 1983). Perubahan
resistensi ini mungkin berhubungan dengan kenaikan tonus otot bronkus pada
bagian atas sehingga menyebabkan bertambahnya kerja pernafasan selama tidur.
Jika hal ini terjadi pada penderita asma maka penyumbatan bronkus akan menjadi
lebih besar lagi.
Keempat adalah perubahan
sekresi saluran nafas. Seperti yang kita ketahui bersama, penyumbatan lendir
membantu obstruksi bronkus pada penderita asma. Begitu juga retensi sekresi
bronkus pada malam hari juga membantu gejala-gejala asma yang muncul malam
hari. Dari penelitian diketahui bahwa berkurangnya pembersih mukosilier ini
terutama terjadi pada malam hari. Retensi sekresi ini tampaknya dihubungkan
dengan tidur dan bukan dengan variasi diurnal. Perlu penelitian lebih lanjut
untuk menentukan apakah fenomena ini lebih berat pada penderita asma dan apakah
berperan mengakibatkan wheezing pada malam hari (Bateman,
1978).
Kelima adalah
posisi berbaring. Penderita asma yang berbaring dalam posisi telentang akan
mengalami gangguan faal paru yang progresif dan PEFR turun 13% selama 2 jam
berbaring dan 24% selama 4 jam berbaring, guys. Gangguan ini reversibel dan
akan kembali normal setelah 1,5 jam. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berbaring
dalam posisi telentang untuk jangka waktu yang lama juga menyebabkan serangan
asma pada malam hari, walaupun mekanismenya belum jelas (Popping, 1988).
Keenam adalah Gastroesophageal
Reflux Disoerder. Banyak diantara para pasien asma juga mengalami acid
reflux atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disorder) yang
ternyata memiliki keterkaitan dengan munculnya asma di malam hari. GERD terjadi
ketika katup yang memisahkan esophagus dan lambung mengalami malfungsi dan
menjadikan isi lambung (asam dan enzim pencernaan) memasuki esophagus. Kondisi
ini akan memburuk pada malam hari dikarenakan pada posisi tidur dengan
berbaring katub akan lebih mudah terbuka. Jika ini terjadi, dinding esophagus
akan mengalami kerusakan dan mengakibatkan nyeri dada, sendawa, dan nyeri
perut. Iritasi dan batuk yang sering dihasilkan dari kenaikan asam lambung ini
dapat memicu gejala asma. Waaaww..
Ketujuh adalah perubahan suhu nih, guys. Udara dingin diketahui
sebagai salah pencetus asma. Di samping itu suhu tubuh dapat turun dengan cepat
selama tidur, yang mana dapat membantu mencetuskan serangan sama.
Kalo kalian pengen tau lebih lanjut, guys,
silakan cekidot di http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/01/08/analisis-pengaruh-waktu-malam-hari-terhadap-munculnya-penyakit-asma-sebagai-dasar-preventif-asma-nokturnal-517666.html
Berdasarkan penjabaran gue sebelumnya itu, emang bener
tau gak sih, guys, ternyata asma lebih sering kambuh waktu malam hari. Percaya
atau tidak, gue ngalaminnya sendiri! Di tahun bershio ular air ini dalam kurang
lebih 3 bulan ini, cukup sering asma gue kambuh loh, guys, dan kambuhnya emang
di malam hari.
KEJADIAN PERTAMA. Waktu itu tanggal 6 Januari, pas
ulang tahun gue, hehe^^. Sekitar pukul 00.30 asma gue kambuh. Temen-temen
sekamar gue pada kebangun karenanya. Selama kurang lebih 2 jam gue
kesulitan bernapas. Eh, pas paginya kambuh lagi dan seketika langsung dibawa ke
UGD ma temen gue.
KEJADIAN KEDUA. 9 Maret, tiga hari yang lalu sebelum
gue nge-post ini, gue gak bisa tidur semaleman dan baru bisa tidur pulul 02.30,
guys. Bayangin! Bisa dibilang gue gak tidur tuh, guys (-_-) karena
gue bangun pukul 04.30 dan gak lama setelah itu, asma gue kambuh.
Nah, guys. Berdasarkan 2 kejadian yang gue ceritain sebelumnya
itu, gue sih percaya, apalagi dengan didukung oleh pendapat-pendapat para ahli
yang gue tulis di atas.
Oke cukup sekian kali ini, guys. Makasih yaa uda
nyimak bacotan gue dan jangan lupa sering-sering mampir ke
sini. Jangan pernah bosen yak.. ^^
Bye bye, readers......
See
you later in the next posting :)
0 komentar on "Asma Nokturnal"
Posting Komentar